Rabu, 09 Februari 2011

AWAS... Anak Anda Mungkin Kena "GANGGUAN KURANG IMAJINASI"

Oleh: Andri Ariestianto

“Ayah.. kata Bunda... aku anak lebay yang kurang imajinasi”, kata Reyhan anak saya saat barusan saya menaruh tas di meja.
“Lho..emangnya ada apa?” Tanya saya.
“Ini lho..Yah... si Reyhan ngerjakan 5 Soal Cerita Matematika dari tadi maunya cepat-cepat selesai”, kata istri saya.
“Lho.. ya bagus donk cepat selesai” kata saya.
“Iya.. selesai, tapi dari 5 soal salah 4”, kata istri saya.
“Wah... itu namanya Reyhan nilainya di discount”, balasku ke istri & anak.
“Hrraaarrrrh... ndak anak ndak ayahnya sama aja...Lebay Group...” Kata istri saya.

Itu sekelumit apa yang terjadi apa pada keluarga saya beberapa saat yang lalu (sebelum mengikutkan Reyhan ke Training Indonesia Jenius) dimana Anak saya mengalami kesulitan jika mengerjakan Matematika dalam bentuk Soal Cerita.
Semoga keadaan keluarga saya tidak melanda ke keluarga Anda. Soalnya sampai hari ini keluarga saya mengalami KDRT (Kekerasan... eh..salah.. Kekonyolan Dalam Rumah Tangga). Bagaimana tidak konyol... tiap hari isinya ketawa terus. Semoga Anda yang membaca ini tidak tersenyum, jika Anda tersenyum berarti virus ketawa di keluarga saya sudah menular ke Anda.

GANGGUAN KURANG IMAJINASI MELANDA ANAK-ANAK KITA.
INDONESIA JENIUS - IndonesiaJenius.com - Training Aktivasi Otak Tengah Terbaik di IndonesiaMengapa nilai bahasa Indonesia dan Biologi ujian Nasional 2011 paling banyak mengganjal kelulusan? Salah satu penyebabnya adalah kemampuan imajinasi para murid yang masih rendah.

Tanpa disadari oleh orang tua dan guru, ternyata banyak anak yang mengalami “Imagination Deficit Disorder” (IDD) atau “Gangguan Kurang Imajinasi”. Anak-anak tidak mampu berimajinasi dan membuat visualisasi di kepalanya saat terdesak dan panik, terutama saat menghadapi ujian. Otak mereka sangat sibuk dan tidak rileks sehingga tidak mampu memanggil kembali informasi yang pernah dipelajari sebelumnya. Mereka tidak mampu memprogram dan mengendalikan pikiran mereka supaya mampu membebaskan diri dari tekanan. Mereka terperangkap dalam pikiran negatif yang takut tidak lulus.
Akhirnya, bila ternyata kenyataannya mereka benar-benar terpuruk, mereka enggan mengoreksi diri, dan malah berkata, “Betulkan. Aku nggak lulus. Ujian nasionalnya susah banget sich.”

Menjawab soal ujian dalam waktu singkat selain membutuhkan daya ingat yang baik, juga kemampuan dalam berimajinasi. Jawaban soal Bahasa Indonesia dan Biologi tidak bisa asal tebak atau bisa dijawab menggunakan logika seperti pelajaran Matematika yang lebih banyak menggunakan otak kiri (kecuali pertanyaan yang berhubungan dengan dimensi ruang yang melibatkan otak kanan). Dalam menjawab pertanyaan Bahasa Indonesia dan Biologi dibutuhkan imajinasi yang kaya (terutama saat mengembangkan jawaban esai atau mengarang), pandai membuat asosiasi, dan membuat visualisasi atau skema. Intinya, otak kiri dan otak kanan harus saling “berkomunikasi”.

Dengan kata lain, seluruh otak anak harus aktif supaya daya ingat dan kreativitas mengalir deras saat membuat imajinasi dan memanggil kembali informasi yang disimpan di kepala. Dengan begitu anak akan memiliki akses yang mudah ke otak kiri maupun otak kanan. Akses yang mudah ini akan membuat anak belajar membaca dan menghafal benda-benda dalam kecepatan yang lebih cepat. Bayangkan jika akses anak-anak cepat ke otaknya, akan meningkatkan keyakinan, kepercayaan diri, dan konsentrasi yang bagus. Itu sebabnya kita tidak boleh meremehkan imajinasi untuk meraih prestasi di sekolah.

MANFAAT IMAJINASI BUAT ANAK :
Manfaat imajinasi anak berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya kreativitas dalam diri anak. Berikut beberapa manfaat imajinasi anak bagi perkembangan dan kepribadian anak.

TERAMPIL BERKOMUNIKASI DAN BERSOSIALISASI.

Menurut Dorothy Singer, seorang profesor psikologi dari Yale University, anak-anak yang aktif berimajinasi cenderung lebih cerdas dan mudah bersosialisasi saat berada di sekolah. Dengan berimajinasi, anak melibatkan kapasitas otaknya, sehingga kecerdasan otak lebih terasah. Dalam berimajinasi, tentu saja ia sering kali memainkan peran sebagai tokoh tertentu yang tidak selalu sama, sehingga dalam realitas sehari-hari, ia lebih mudah berkomunikasi, memerankan perannya sebagai anak, teman bahkan ibu atau guru. Ia juga memiliki banyak cerita berkaitan dengan imajinasinya yang akan semakin memudahkannya berceloteh, ngobrol dengan teman dan lingkungan sosialnya. Semua ini bisa membuat anak lebih mudah memecahkan suatu persoalan karena ia akan memiliki sudut pandang yang berbeda atas suatu masalah berdasarkan pengalaman dan kemampuan imajinatifnya.
MAHIR MENGANALISA, AKTIF DAN BERPIKIR KREATIF.

Berimajinasi membuat anak lebih aktif dan kreatif. Imajinasi akan menstimulasi gerak tubuh, emosi dan kinerja otak anak untuk melakukan sebuah tindakan kreatif. Dalam kondisi tertentu, semua yang dilakukannya, dilihatnya dan didengarnya akan dianalisanya, sehingga dengan berimajinasi ia lebih mahir menganalisa kejadian, sesuatu atau masalah yang dihadapinya. Dapat dikatakan, imajinasi membuat anak lebih kreatif dalam berpikir dan bertindak. Ia akan mencoba menganalisa sesuatu dengan kemampuan imajinatifnya itu, menuntun dan merunutnya dengan logika apa saja yang bisa dan mungkin terjadi. Di masa depan, kemampuan ini sangat membantu karena permasalahan hidup akan semakin kompleks dan heterogen.

MEMPERKAYA PENGETAHUAN ANAK.
Dengan berimajinasi, ide-ide kreatif anak semakin bermunculan dan berkembang. Hal ini akan semakin mengasah dan mendorong rasa keingintahuannya. Keingintahuan yang besar akan mendorong mereka untuk mencari, menggali lebih dalam dan berkesperimen untuk memuaskan keingintahuannya tersebut. Semakin banyak yang digali dan dicoba, semakin kaya pula pengetahuannya. Proses menggali dan mencari ini bisa dilakukannya melalui kegiatan bermain dan ragam permainan, membaca atau bertanya langsung.

LEBIH PERCAYA DIRI, MANDIRI DAN MAMPU BERSAING.
Berpetualang di dunia imajinasi membuat anak merasa nyaman. Ketika ada dukungan dan dorongan untuk mengekspresikannya, ia akan merasa percaya diri. Kepercayaan diri ini akan membuatnya lebih siap dan mampu bersaing di lingkungannya karena secara tidak langsung keterlibatan emosi, gerak tubuh dan kemampuan otak dalam berimajinasi membekalinya kesiapan mental untuk bersaing. Keberanian dan kesiapan bersaing, tidak selalu berdampak negatif karena kesiapan ini justru bisa membuatnya semakin mandiri dalam melakukan aktivitasnya, tanpa harus selalu tergantung kepada orang tuanya.

MEMUNCULKAN BAKAT ANAK.
Dengan berimajinasi, anak dapat menggali, mengangkat dan memunculkan bakatnya yang mungkin saja terpendam. Bakat merupakan ciri universal yang khusus, pembawaan yang luar biasa sejak lahir yang dapat berkembang dengan adanya interaksi dari pengaruh lingkungan. Berimajinasi bisa membuat anak menemukan arti kenyamanan yang bermuara pada bakatnya, sehingga yang muncul dari imajinasinya tersebut adalah bakatnya sendiri. Penting kita ketahui bahwa dalam imajinasi itu ada dua hal bermakan yakni inovasi dan kreasi. Kedua hal bisa optimal dengan peran bakat, minat serta dukungan lingkungan (suasana) yang menyenangkan.

IMAJINASI ADALAH SEGALA-GALANYA BUAT ANAK :

INDONESIA JENIUS - IndonesiaJenius.com - Training Aktivasi Otak Tengah Terbaik di IndonesiaMERAIH KEMENANGAN MENGGUNAKAN IMAJINASI.

Orang yang pandai berimajinasi akan mampu membuat gambaran atau bayangan mental di kepalanya. Dunia bayangan anak kecil adalah meniru. Dalam dunia imajinasi, tempat dimana kita mengalami bayangan, kita dapat mendengar, mencium, mecncicipi, merasa, dan melihat sesuatu.

MERAIH IMPIAN LEWAT IMAJINASI.
Disamping menampilkan obejk fisik, bayangan mental juga dapat mewakili gagasan abstrak pemahaman tentang kebebasan. Bahkan imajinasi seseorang terbukti mempunyai kekuatan yang sangat besar.

KISAH ANEH TAPI NYATA :

DAPAT NEM TINGGI LEWAT IMAJINASI DENGAN KAKAK KELAS
Dulu saat saya masih di kelas 1 di bangku SMA (sekarang SMU), disekolah saya ada acara perpisahan kakak kelas 3. Salah satu kaka perempuan yang meraih NEM tertinggi peringkat ke 3 adalah idola saya di sekolah. Karena cantik, pintar, rambutnya model poni dan pandai organisasi. Waktu melihat dia ada diatas panggung, dengan rasa bangga dan kagum, saya berimajinasi membayangkan diri saya juga mendapat penghargaan NEM tertinggi seperti kakak kelas cantik itu. Tak disangka, saat saya lulus SMA, saya ternyata juga meraih NEM tertinggi peringkat Ke 6 di sekolah... eh..maaf.. di kota saya. Sip..kan. Sampai sekarang arsip pengumumannya masih saya simpan (rencananya buat cerita ke anak cucu, he he he, tapi sudah bocor ke Anda semua...). Mungkin karena imajinasi saya yang kuat pada saat itu, sehingga membekas di memori saya saat ini, yang mungkin kejadian itu sudah 18 tahun yang lalu.

Saat saya menulis artikel ini, saya pun berimajinasi serasa mulut saya juga berbicara sendiri, sehingga tulisan ini mengalir begitu saja. Tapi...uuppsh..!! imajinasi saya muncul wajah kakak kelas yang cantik itu ya... ada dimana dia sekarang? Seperti apa kehidupan dia? Apakah sudah berkeluarga? Apakah dia masih ingat saya? Apakah suaminya secakep saya (GR..habis..) Apakah anaknya sudak ikut aktivasi? ...STOP..eh.. STOP..!! maaf kalau tidak distop imajinasi saya bisa kemana-mana, maaf... eh.. STOP..!!!

AKTIFKAN DULU OTAK ANAK KITA AGAR PANDAI BERIMAJINASI.
Dengan menciptkan imajinasi di dalam mata pikiran anak, maka anak akan belajar secara efektif dan menyenangkan, terutama saat mempelajari hal-hal baru. Dimana anak-anak dalam kondisi Alpha yang dapat merangsang otak anak dan pikiran bawah sadarnya. Ditamabah dengan warna, musik, lelucon, aroma, dan keterlibatab fisik yang membuat perhatian anak menjadi lebih terfokus. Otak yang dirangsang menuju keseimbangan membuat anak-anak lebih peka terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya, tidak gampang panik, dan mampu memecahkan masalah serta menghindari salah paham akibat disulut emosi. Lagi pula belajar tidak hanya di sekolah sambil duduk diruang kelas saja.

Nah, apakah anak Anda sudah mencobanya ?
Cobalah ikutkan anak Anda ke Training Stimulasi Otak Indonesia Jenius sebagai kado istimewa dari Anda.

APAKAH ANAK ANDA SENILAI RP. 3.000.000,- ?
Apalah arti uang yang tidak seberapa besar, jika kita sebagai orang tua bisa melihat keceriaan di wajah anak kita, timbul imajinasi impian yang penuh kepercayaan diri dengan kemampuan barunya. Bayangkan jika suatu saat anak kita nakal, dan menyalahkan kita sebagai orang tua.

Usia 5-15 tahun adalah usia keemasan anak. Otak bawah sadar mereka seperti kertas putih kosong yang perlu anda isi dengan tulisan tinta positif yang dapat membantu anak kita kelak saat mereka dewasa.
Salam Parenting.... Salam Sukses....